Novel versi Pdf
Penulis: Eddy D. Iskandar
Penulis: Eddy D. Iskandar
RINDU hamil di luar pernikahan. Kuliahnya terbeng kalai. Dokter Irawan menikah dengan gadis Bali. Giri menghamili Ningrum. Sebuah keluarga, dilanda kemelut.
Kejadian demi kejadian, kian memperuncing konflik suami-isteri Pak Husni dan Farida.
Tapi semua gara-garamu! Kalau kau tidak gampang terpengaruh, kalau kau tidak gampang terbujuk, kalau kau berwibawa, pasti takkan terjadi hal seperti ini! Atau, karena memang kau menginginkan anak-anakmu seperti kelakuanmu di masa lalu?"
"Bapa kira, aku saja yang salah? Bapa pikir, Bapa saja yang benar? Sejak peristiwa itu aku telah bertobat. Ketika kau memaafkan perbuatanku, sesung guhnya aku bahagia sekali. Karena kau telah menyelamatkan aku dari kehancuran. Aku bangga sekali akan keluhuran budimu. Tapi apa yang kudapat sesungguhnya? Kau ternyata masih menyimpan dendam! Kau telah mengacuhkanku.
Kau menyapaku, mengajakku bicara, hanya karena basa-basi di hadapan anak-anak atau di hadapan famili dan tamu ke nalanmu Selebihnya, yang nampak adalah keadaan hatimu yang sesungguhnya!"
Ketegangan telah dimulai sejak awal. Dan tetap mencekam, hingga mencapai klimaks.
Kejadian demi kejadian, kian memperuncing konflik suami-isteri Pak Husni dan Farida.
Tapi semua gara-garamu! Kalau kau tidak gampang terpengaruh, kalau kau tidak gampang terbujuk, kalau kau berwibawa, pasti takkan terjadi hal seperti ini! Atau, karena memang kau menginginkan anak-anakmu seperti kelakuanmu di masa lalu?"
"Bapa kira, aku saja yang salah? Bapa pikir, Bapa saja yang benar? Sejak peristiwa itu aku telah bertobat. Ketika kau memaafkan perbuatanku, sesung guhnya aku bahagia sekali. Karena kau telah menyelamatkan aku dari kehancuran. Aku bangga sekali akan keluhuran budimu. Tapi apa yang kudapat sesungguhnya? Kau ternyata masih menyimpan dendam! Kau telah mengacuhkanku.
Kau menyapaku, mengajakku bicara, hanya karena basa-basi di hadapan anak-anak atau di hadapan famili dan tamu ke nalanmu Selebihnya, yang nampak adalah keadaan hatimu yang sesungguhnya!"
Ketegangan telah dimulai sejak awal. Dan tetap mencekam, hingga mencapai klimaks.
0 komentar:
Posting Komentar